Oleh : Ust. Abdul Qodir Abu Fa’izah, Lc. –hafizhahullah-
Mungkin anda pernah mendengar istilah "pocong". Pocong secara
bahasa adalah mayat yang dibalut kain kafan. Akan tetapi istilah ini terus
berkembang sehingga terkadang jauh dari maknanya, karena adanya pengaruh aqidah
(keyakinan) yang salah atau kesalahpahaman tentang arti pocong. Akhirnya,
banyak di antara masyarakat yang memaknai bahwa pocong adalah mayat yang
bangkit dan dapat berjalan atau bergerak ke sana kemari sesuai keinginannya.
Pocong kini diyakini oleh sebagian orang sebagai momok yang menakutkan
lagi berbahaya. Menurut mereka, pocong itu hidup atau bangkit saat ikatan kain
kafan mayat bagian kepala tak dilepas. Padahal semua itu hanyalah keyakinan dan
khayalan batil!! Karena takut pocong, sebagian orang takut melanggar sumpahnya bila ia
dimintai bersumpah pocong, yaitu sumpah yang disertai tidur membujur ke utara
menghadap kiblat (barat) di dalam masjid dan berpakaian kain kafan (di pocong seperti
mayat). Sebagian orang ada yang takut memandikan orang tua atau kerabatnya,
dengan dalih bahwa ia takut jangan sampai tiba-tiba mayat itu bergerak. Subhanallah,
alangkah jahilnya orang seperti ini!!
Keyakinan yang serupa juga muncul di negeri-negeri
barat dan kafir lainnya. Itulah “drakula”, seorang tokoh dalam cerita horor di
Eropa yang suka menghisap darah manusia yang menjadi mangsanya, sehingga muncul
keyakinan bahwa drakula walaupun sudah mati, ia masih bisa bangkit mengisap
darah manusia. Kaum kafir barat dan lainnya ada, yang meyakini Vampire atau Zombie,
mayat yang menurut kepercayaan (orang Barat) bangkit kembali dari kubur,
kemudian keluar pada malam hari dan mengisap darah manusia yang sedang tidur.
Cerita vampire ini hampir serupa dengan drakula.
Aqidah pocong yang meyakini bahwa mayat dapat bangkit kembali amat
memiliki pengaruh buruk pada masyarakat kita sehingga banyak di antara mereka
yang takut keluar malam untuk suatu hajat, tak berani tidur di rumahnya saat
ada kematian, tak mau ke kubur untuk ziarah, enggan bangun sholat malam dan
lain sebagainya. Semua itu karena takut pocong menurutnya. Ini adalah keyakinan
salah menurut syariat. Semua itu hanyalah cerita fiktif masyarakat jahiliah. Lucunya
lagi, ada segerombolan anak sekolah yang iseng lagi jahil datang ke sebuah
tempat gelap dengan memoles dirinya ala pocong. Mereka mengganggu sebagian
orang yang lewat. Sedang orang-orang yang mereka takuti juga jahil sehingga ada
di antara mereka yang hampir celaka akibat rasa takut yang menghantuinya. Ini
adalah sebuah fenomena yang ada di masyarakat, sebagian orang meyakini bahwa
pocong itu ada dan bisa mengganggu manusia.
Keyakinan salah seperti ini amat perlu dicermati dan diluruskan. Sebab
apabila merebak, maka ia akan membawa dampak negatif bagi dunia dan akhirat
seseorang. Para pembaca yang budiman, Allah -Azza wa Jalla- telah menjelaskan
kepada kita dalam banyak ayat bahwa manusia tak akan dibangkitkan dari kuburnya
sebelum waktu yang ditetapkan oleh Allah, yaitu tegak dan terjadinya hari
kiamat.
Bila kiamat telah terjadi, maka bangkitlah seluruh makhluk dari
kuburnya. Adapun sebelum itu, maka mayat tak akan bangkit, kecuali dalam
beberapa kejadian yang telah ditentukan oleh Allah, seperti kejadian di zaman
Nabi Musa dan Isa, yaitu ada sebagian mayat yang dibangkitkan oleh Allah karena
suatu hikmah di balik itu.
Adapun selain itu, maka seseorang tak boleh meyakini adanya mayat yang
bangkit dari kuburnya, kecuali berdasarkan dalil. Adapun isu yang tersebar
bahwa ada mayat yang bangkit, maka mungkin berita itu bohong atau itu adalah
permainan setan yang ingin menyesatkan manusia dengan jalan berpenampilan
seperti pocong.
Aqidah kembalinya manusia dengan jasad dan rohnya ke dunia sebelum
datangnya kiamat adalah perkara batil. Sebagian ahli bid'ah menyebutnya dengan
roj'ah (الرَّجْعَةُ), yakni kembalinya
ruh ke jasad sebelum kiamat. Ini jelas batil berdasarkan ayat dan hadits yang
shohih. Banyak sekali dalil yang menjelaskan bahwa manusia setelah mati tak
akan bangkit, kecuali pada waktu yang telah ditentukan oleh Allah -Ta'ala-,
baik dari Al-Qur'an, Sunnah, dan ijma' para ulama. Allah -Ta'ala- berfirman,
{قَالَ
رَبِّ ارْجِعُونِ (99) لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلَّا
إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ
يُبْعَثُونَ (100)} [المؤمنون: 99، 100]
"Dia (orang kafir yang sekarat) berkata," Ya Tuhanku,
kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku berbuat amal sholeh terhadap yang telah
aku tinggalkan". Sekali-kali tidak ! Sesungguhnya itu adalah perkara yang
diucapkannya saja.Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari
mereka dibangkitkan".(QS. Al-Mu'minun: 99-100).
Al-Imam Abul Hasan Al-Barbahariy -rahimahullah-berkata
dalam menjelaskan batilnya aqidah roj'ah,
"وبدعة
ظهرت، هي كفر بالله العظيم، ومن قال بها فهو كافر، لا شك فيه: من يؤمن بالرجعة،
ويقول: علي بن أبي طالب حي، وسيرجع قبل يوم القيامة، ومحمد بن علي وجعفر بن محمد،
وموسى بن جعفر، وتكلموا في الإمامة، وأنهم يعلمون الغيب، فاحذرهم؛ فإنهم كفار
بالله العظيم."
"Suatu bid'ah yang telah tampak merupakan kekafiran. Barang siapa
yang menyatakannya, maka ia kafir kepada Allah, tanpa ada keraguan. Barang siapa
yang berkeyakinan roj'ah (kembalinya ruh ke jasad sebelum kiamat dalam keadaan
hidup), dan berkata, "Ali bin Abi Tholib masih hidup, dan akan kembali
sebelum hari kiamat, dan juga Muhammad bin Ali, Ja'far bin Muhammad, dan Musa
bin Ja'far; mereka akan berbicara tentang imamah (kepemimpinan), dan bahwa
mereka mengetahui perkara ghaib, maka waspadailah orang-orang yang berkeyakinan
seperti ini, karena mereka adalah orang-orang kafir kepada Allah Yang Maha
Agung". [Lihat Syarhus Sunnah (hal.
57-58), tahqiq Al-Qohthoniy]
Abul Hasan Muhammad bin Ahmad Al-Malthiy Asy-Syafi'iy -rahimahullah-
berkata,
"فَكَذَلِك قَوْلهم فِي الرّجْعَة
أكذبهم فِيهِ قَول الله تبَارك وَتَعَالَى {وَمن ورائهم برزخ إِلَى يَوْم يبعثون}
يخبر أَن أهل الْقُبُور لَا يبعثون إِلَى يَوْم النشور فَمن خَالف لحكم الْقُرْآن
فقد كفر." اهـــ من التنبيه والرد على أهل الأهواء والبدع (ص: 19)
"Demikian pula tentang keyakinan mereka dalam masalah roj'ah telah
didustakan oleh firman Allah –Tabaroka wa Ta'ala- ,
وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ
يُبْعَثُونَ (100)}[المؤمنون: 100]
"Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka
dibangkitkan". (QS.Al-Mu'minun : 100)
Allah mengabarkan bahwa para penghuni kubur tak akan
dibangkitkan (dari kuburnya) sampai hari kebangkitan. Jadi, barangsiapa
yang menyelisihi hukum Al-Qur'an ini, maka ia sungguh telah kafir". [Lihat At-Tanbih
wa Ar-Rodd (hal. 19), karya Al-Malthiy]
Abdul Aziz bin Waliyullah Ad-Dahlawy -rahimahullah-berkata
dalam mengingkari aqidah roj'ah,
وهذه
العقيدة مخالفة صريحا للكتاب، فإن الرجعة قد أبطلت في أيات كثيرة منها قوله تعالى
{قال رب ارجعون لعلي أعمل صالحا فيما تركت، كلا إنها كلمة هو قائلها ومن ورائهم
برزخ إلى يوم يبعثون}." اهـ من مختصر التحفة الاثني عشرية (ص/ 201)
" Aqidah ini merupakan penyelisihan yang amat gamblang terhadap
Al-Kitab, karena roj'ah sungguh telah dibatalkan dalam banyak ayat, di antaranya
firman-Nya -Ta'ala-, "Dia (orang kafir yang sekarat) berkata,
"Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku berbuat amal sholeh
terhadap yang telah aku tinggalkan". Sekali-kali tidak ! Sesungguhnya itu
adalah perkara yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada
dinding sampai hari mereka dibangkitkan".(QS. Al-Mu'minun:
99-100).
Jadi, firman-Nya, "Dan di hadapan mereka ada
dinding sampai hari mereka dibangkitkan", adalah gamblang sekali dalam
meniadakan aqidah reinkarnasi secara mutlak".[LihatMukhtashor
At-Tuhfah Al-Itsna Al-Asyariyyah(hal.201) karya Al-Alusy]
Ketika roh kita dicabut oleh malaikat maut, maka para malaikat
mengangkatnya ke langit, maka setelah itu roh kita dikembalikan ke jasad agar
roh dan jasad merasakan nikmat atau siksaan di alam kubur.
Kalau ada yang menyatakan, "Bukankah saat itu ruh kembali
ke jasad, lalu hidup", maka perlu dipahami bahwa kehidupan itu adalah
kehidupan alam barzakh, bukan kehidupan di alam dunia. Sedang roh bila sudah
berada di alam barzakh, maka ia akan tertahan di sana, tak akan bebas
gentayangan. Adapun isu adanya mayat atau roh gentayangan, kalau benar, maka
itu bukan roh, tapi ia adalah setan yang menjelma untuk menyesatkan dan
menakut-nakuti manusia.
Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda dalam sebuah hadist
panjang tentang siksa kubur yang diterima oleh seorang pembangkang,
وَتُعَادُ
رُوحُهُ فِي جَسَدِهِ وَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ فَيَقُولَانِ لَهُ
مَنْ رَبُّكَ فَيَقُولُ هَاهْ هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي فَيَقُولَانِ لَهُ مَا
دِينُكَ فَيَقُولُ هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي فَيَقُولَانِ مَا هَذَا الرَّجُلُ
الَّذِي بُعِثَ فِيكُمْ فَيَقُولُ هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي فَيُنَادِي مُنَادٍ
مِنْ السَّمَاءِ أَنْ كَذَبَ فَأَفْرِشُوهُ مِنْ النَّارِ وَأَلْبِسُوهُ مِنْ
النَّارِ وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى النَّارِ قَالَ فَيَأْتِيهِ مِنْ حَرِّهَا
وَسَمُومِهَا قَالَ وَيُضَيَّقُ عَلَيْهِ قَبْرُهُ حَتَّى تَخْتَلِفَ فِيهِ
أَضْلَاعُهُ زَادَ فِي حَدِيثِ جَرِيرٍ قَالَ ثُمَّ يُقَيَّضُ لَهُ أَعْمَى
أَبْكَمُ مَعَهُ مِرْزَبَّةٌ مِنْ حَدِيدٍ لَوْ ضُرِبَ بِهَا جَبَلٌ لَصَارَ
تُرَابًا قَالَ فَيَضْرِبُهُ بِهَا ضَرْبَةً يَسْمَعُهَا مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ
إِلَّا الثَّقَلَيْنِ فَيَصِيرُ تُرَابًا قَالَ ثُمَّ تُعَادُ فِيهِ الرُّوحُ
"Rohnya dikembalikan ke jasadnya. Dia pun di datangi oleh dua
orang malaikat. Keduanya mendudukkan orang itu seraya berkata kepada orang
itu,"Siapakah Robb-mu?" Ia berkata, "Oh, oh, tak tahu".
Lalu keduanya berkata, "Siapakah orang (yakni, Rasul) yang diutus kepada
kalian?"Ia menjawab, "Oh, oh, aku tak tahu". Kemudian ada yang
berteriak dari langit,"Orang itu bohong, berilah hamparan baginya berupa
api neraka, berilah pakaian berupa api neraka dan bukakanlah pintu baginya
menuju neraka. Orang ini pun didatangi oleh panas dan racun neraka. Kuburnya
dipersempit sampai tulang belulangnya bersilangan. Kemudian ditugaskan baginya
malaikat (Zabaniyah) yang buta lagi bisu, disertai palu godam dari besi.
Andaikan dipukulkan pada sebuah gunung, maka gunung itu akan menjadi tanah.
Kemudian malaikat itu memukulnya dengan sebuah pukulan yang didengarkan segala
sesuatu yang ada di antara timur dan barat, kecuali jin dan manusia. Orang itu
pun berubah menjadi tanah. Kemudian dikembalikan lagi rohnya". [HR.
Abu Dawud dalam Sunan-nya (4753). Hadits ini di-shohih-kan oleh Syaikh
Al-Albaniy dalam Takhrij Al-Misykah (131)]
Hadist ini menjelaskan kepada kita bahwa roh yang kembali ke jasad saat
kematian, bukanlah dikembalikan ke alam dunia, tapi ke alam kubur (alam
barzakh). Rohnya dikembalikan agar keduanya merasakan nikmat atau siksaan di
alam kubur. Bila ia baik, maka ia akan merasakan nikmat. Tapi bila ia buruk,
maka ia akan merasakan siksaan. Inilah beberapa patah kata dan seuntai dalil
yang mengingkari aqidah pocong ini. Semoga kita telah mengerti duduk
permasalahannya dan tidak lagi salah dalam berkeyakinan.
Sumber: https://abufaizah75.blogspot.com/2017/10/aqidah-pocong-adakah-dalam-islam.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar